Kamis, 22 Desember 2016

fakta menara sutet tidak berdampak besar pada kesehatan



 Pengukuran Kuat Medan Elektromagnetik
A.SUTET
Medan listrik dan medan magnet sudah ada sejak bumi kita ini terbentuk. Awan yang mengandung potensial air, terdapat medan listrik yang besarnya antara 3000 - 30.000 V/m. Demikian juga bumi secara alamiah bermedan listrik (100 - 500 V/m) dan bermedan magnet (0,004 - 0,007 mT). Di dalam rumah, di tempat kerja, di kantor atau di bengkel terdapat medan listrik dan medan magnet buatan. Medan listrik dan medan magnet ini biasanya berasal dari instalasi dan peralatan listrik antara lain berasal dari :  sistem instalasi dalam rumah,   lemari pendingin, AC, kipas angin, pompa air, televisi, mesin tik elektronik, mesin photocopy, komputer danprinter, mesin las, kompresor,   saluran udara tegangan rendah/menengah (SUTR/M) yang berdekatan, dan lain-lain. Pada sistem instalasi yang bertegangan dan berarus selalu timbul medan listrik. Tetapi medan listrik ini sudah melemah karena jaraknya cukup jauh dari sumber.
Di bawah SUTR dan SUTM kuat medan magnet bervariasi antara 0,1 – 3,5 mikrotesla. Di dalam bangunan rumah, kantor, bengkel atau pabrik, medan magnet karena saluran udara ini jauh lebih lemah lagi. Diusahakan dalam pemilihan jalur SUTET tidak melintas daerah pemukiman, hutan lindung maupun cagar alam. Di beberapa daerah pemukiman yang padat mungkin tidak bisa dihindari jalur SUTET untuk melintas, tetapi baik medan listrik maupun medan magnet tidak boleh diatas ambang batas yang diperbolehkan. Medan Listrik di bawah jaringan dapat menimbulkan beberapa hal, antara lain :
  • menimbulkan suara/bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar (konduktor) yang kadang disertai cahaya keunguan,
  • bulu/rambut berdiri pada bagian badan yang terpajan akibat gaya tarik medan listrik yang kecil,
  •  lampu neon dan tes-pen dapat menyala tetapi redup, akibat mudahnya gas neon di dalam tabung lampu dan tes-pen terionisasi,
  • kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantar listrik (seperti atap seng, pagar besi,kawat jemuran dan badan mobil).
     
1.Batas Pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet
Kriteria yang dipakai dalam penentuan batas pajanan menggunakan rapat arus yang diinduksi dalam tubuh. Karena arus-arus induksi dalam tubuh tidak dapat dengan mudah diukur secara langsung maka penentuan batas pajanan diturunkan dari nilai kriteria arus induksi dalam tubuh berupa kuat medan listrik (E) yang tidak terganggu dan rapat fluks magnetik (B). Gampangnya misalnya saja suatu medan listrik yang homogen dengan kuat medan sebesar 10 kV/m akan menginduksi rapat arus efektif kurang dari 4 mA/m2 dengan rata-rata pengaliran arus di seluruh daerah kepada atau batang tubuh manusia (Berhardt, 1985 dan Kaune & Forsythe, 1985). Suatu rapat fluks magnetik sebesar 0.5 mT pada 50/60 Hz akan menginduksi rapat arus efektif sekitar 1 mA/m2 pada keliling suatu loop jaringan tubuh yang berjejari 10 cm. UNEP, WHO dan IRPA pada tahun 1987 mengeluarkan suatu pernyataan mengenai nilai rapat arus induksi terhadap efek-efek biologis yang ditimbulkan akibat pajanan medan listrik dan medan magnet pada frekuensi 50/60HZ terhadap tubuh manusia sebagai berikut :   antara 1 dan 10 mA/m2 tidak menimbulkan efek biologis yang berarti, antara 10 dan 100 mA/m2 menimbulkan efek biologis yang terbukti termasuk efek pada sistem penglihatan dan syaraf,   antara 100 dan 1000 mA/m2 menimbulkan stimulasi pada jaringan-jaringan yang dapat dirangsang dan ada kemungkinan bahaya terhadap kesehatan dan,  di atas 1000 mA/m2 dapat menimbulkan ekstrasistole dan fibrasi ventrikular dari jantung (bahaya akut terhadap kesehatan).
Sementara menunggu ditetapkannya Enviromental Health Criteria dari WHO mengenai medan elektromagnetik, Pemerintah akan mengadopsi rekomendasi international radiation protection association (IRPA) dan WHO 1990 untuk batas pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet 50 -60Hz sebagai berikut:

 

No.
Klasifikasi
     MedanListrik
(kV/m)
       MedanMagnet
(miliTesla)
1.
Lingkungan kerja:
-sepanjang hari kerja
-waktu singkat ≤ 2 jam
-anggota tubuh(tangan dan  kaki)

 10
30  
-

0,5
5,0  
25
2.
Lingkungan umum:
-sampai 24 jam per hari
- beberapa jam per hari **)

5
10

0,1
1
      Sumber : Rekomendasi IRPA, INIRC dan WHO tahun 1990
 
            Di Indonesia, pengamanan terhadap pengaruh medan listrik dan medan magnet 50-60 Hz pada tegangan 115 V, diatur berdasarkan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/ 1992, diukur pada jarak 30 cm dengan ketentuan sebagai berikut :
MedanListrik :
Peralatan
Medan listrik
(kV/m)
Peralatan
Medan Listrik
(kV/m)
Selimut listrik
0,500
Pengering rambut
0,040
Stereo Set
0,180
TV berwarna
0,030
Lemari pendingin
0,060
Penyedot debu
0,016
Setrika listrik
0,060
Lampu pijar
0,002


Medan Magnet:
Peralatan
Medan magnet

3 cm
30 cm
100 cm
Pengering rambut
6 – 2000
0,01 – 7
0,01 – 0,3
Alat cukup
15 – 1500
0,08 – 5
0,01 – 0,3
Bor listrik
400 – 800
2 – 3,5
0,08 – 0,2
Mixer
60 – 700
0,6 – 10
0,02 – 0,025
Televisi
2,5 – 50
0,04 – 2
0,01 – 0,15
Setrika listrik 
8 – 30
0,12 – 0,3
0,01 – 0,025
Lemari pendingin
0,5 – 1,7
0,01 – 0,25
< 0,01





Sumber:Departemen Pertambangan dan Energi (No. 01.P/47/MPE/1992)
 
Pengukuran Kuat medan Listrik SUTET 500 kV
Pengukuran medan listrik di bawah jaringan SUTET 500 kV sebagai fungsi jarak telah dilakukan dilapangan terbuka tanpa pepohonan pada andongan terendah di 4 lokasi di Ciledug, Cirata, Ungaran dan Gresik. Kuat medan yang diperoleh untuk Ciledug mencapai angka maksimum 4 kV/m pada titik dibawah konduktor phasa sejarak 10 meter dari pusat sumbu saluran, Cirata mencapai angka maksimum 17 kV/m pada titik sejarak 5 m, Ungaran mencapai angka maksimum 4,78 kV/m pada titik sejarak 15 m, dan Gresik mencapai angka maksimum 3,32 kV/m pada titik sejarak 20 m. Kuat medan listrik pada titik tengah antara dua deretan konduktor phasa diperoleh lebih kecil, dimana hal tersebut diakibatkan oleh penjumlahan vektoral medan listrik yang ditimbulkan oleh susunan konfigurasi konduktor phasa. Untuk konfigurasi yang lainnya diperoleh keadaan kuat medan listrik yang sedikit lebih tinggi. Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat medan listrik yang diduga dapat menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 5 kV/m, sedang hasil pengukuran dilapangan terbuka terhadap kuat medan listrik di bawah SUTET mencapai angka maksimum 4.78 kV/m (di Ungaran) pada titik sejarak 15 m, kecuali didaerah Cirata mencapai 17 kV/m tetapi ini merupakan tempat tebing dan curam yang tidak dilalui penduduk.
Pengukuran kuat medan Listrik di dalam rumah juga dilakukan di 3 lokasi pada posisi listrik hidup, dengan hasil pengukuran sebagai berikut : di desa Marga Hurip, Kec. Banjaran, Kab. Bandung diperoleh angka maksimum 0.0255 kV/m; desa Genuk RT. 01 Ungaran diperoleh angka maksimum 0.0124 kV/m; dan perumahan Bhakti Pertiwi Gresik diperoleh angka maksimum 0.0175 kV/m. Kuat medan listrik di dalam rumah dalam posisi listrik menyala memperlihatkan harga yang kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya redaman rumah terhadap pajanan medan listrik. Sedangkan pengukuran kuat medan listrik pada posisi listrik tidak menyala, diperoleh hasil sedikit lebih rendah dibanding oleh kuat medan listrik pada posisi nyala. Hasil pengukuran ini jauh dibawah batas pajanan yang diperbolehkan.
 
Kuat Medan Magnet SUTET 500 KV
Pengukuran kuat medan magnet dilakukan di lapangan terbuka tanpa adanya pengaruh keberadaan pohon-pohonan, rumah serta obyek-obyek lain. Pengukuran kuat medan untuk Ciledug mencapai angka maksimum 0,0021 mili Tesla dititik 0 meter (sejajar tower), Cirata mencapai angka maksimum 0,036 mili Tesla pada titik sejarak 0 m, Ungaran mencapai angka maksimum 0,00180 mili Tesla pada titik sejarak 0 m, sedang Gresik mencapai angka maksimum 0,0021 mili Tesla pada titik sejarak 0 m. Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat medan magnet yang diduga dapat menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 0,5 mili Tesla, sedang seperti diuraikan diatas kuat medan magnet di bawah SUTET 500 kV dilapangan terbuka mencapai harga maksimum 0,036 mili Tesla (di Cirata) pada titik 0 m sejajar tower. Jadi masih sangat jauh dibawah ambang batas yang ditetapkan. Pengukuran kuat medan magnet di tiga lokasi dilakukan pada posisi listrik nyala, diperoleh hasil sebagai berikut : di desa Marga Hurip, Kec. Banjaran, Kab. Bandung diperoleh angka maksimum 0.0255 mili Tesla; di desa Genuk RT. 01 Ungaran diperoleh angka maksimum 0.0124 mili Tesla; dan di perumahan Bhakti Pertiwi Gresik diperoleh angka maksimum 0.0175 mili Tesla. Pengukuran kuat medan magnet di dalam rumah dengan posisi listrik nyala memperlihatkan harga yang kecil. Hal ini, sama seperti pada kasus pengukuran medan listrik, disebabkan pula oleh adanya redaman rumah terhadap pajanan medan magnet. Demikian juga pengukuran kuat medan magnet pada posisi listrik tidak menyala, diperoleh hasil sedikit lebih rendah dibanding oleh kuat medan listrik pada posisi nyala. Hasil pengukuran ini jauh dibawah batas pajanan yang diperbolehkan.
Pedoman Teknis Pengurangan Dampak Medan Listrik dan Medan Magnet
Dari penelitian yang sudah dilakukan ditemukan kuat medan listrik di halaman/luar rumah lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam rumah, sehingga dalam rangka peningkatan kondisi lingkungan akibat adanya SUTET perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :  mengusahakan agar rumahnya berlangit-langit,  menanam popohonan sebanyak mungkin disekitar rumah pada lahan yang kosong,  bagian atap rumah terbuat dari atap logam, seharusnya ditanahkan (digroundkan),  penduduk disarankan tidak berada diluar rumah terutama pada malam hari, karena pada saat itu arus yang mengalir pada kawat penghantar SUTET lebih tinggi dari pada siang hari.
Pengamanan terhadap arus peluahan elektrostatis perlu dilakukan untuk menghindari adanya pengutupan muatan yang akan terjadi pada benda terbuat dari bahan logam. Caranya yaitu dengan mentanahkan agar terjadi penetralan kembali semua benda terbuat dari bahan logam dengan ukuran cukup besar (contohnya kawat jemuran, kabal interkom, mobil dan sepeda motor), yang terletak dibawah SUTET. Hal ini dikarenakan untuk menghindari adanya pengutupan muatan yang akan terjadi pada objek tersebut, dengan mentanahkan maka akan terjadi penetralan kembali. Akibat adanya arus peluahan ini pengamanan yang harus dilakukan oleh penduduk adalah:  disarankan tidak membuat jemuran yang atasnya bebas sama sekali dari pepohonan;  disarankan membuat jemuran bukan berasal dari kawat dan tiang besi, (contoh : kayu, bambu, tali plastik) dan kalau terpaksa membuat jemuran yang menggunakan bahan konduktor maka harus di tanahkan;  saluran interkom harus jauh dari SUTET;  bila atap bukan dari bahan logam (genting, asbes, sirap) maka usahakan atap tersebut tidak terdapat bahan logam (misalnya antena TV, talang seng); jangan memasang antena TV atau radio (ORARI)di atap rumah;  usahakan kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor dll) ditanahkan untuk menghilangkan medan elektrostatis akibat induksi SUTET;  usahakan tidak terdapat bahan-bahan yang bersifat konduktor berada di teras rumah yang bertingkat di bawah SUTET;  Sering mungkin melakukan pengukuran tegangan dengan testpen pada objek yang dicurigai bertegangan.
Pengamanan Terhadap Induksi Tegangan Lebih Transien Pada Peralatan Listrik dapat dilaksanakan dengan pemasangan titik nol yang ditanahkan. Tegangan induksi pada peralatan di bawah SUTET aman bagi manusia.
Pengamanan Terhadap Tegangan Langkah dan Tegangan Sentuh disarankan penduduk agar masyarakat tidak masuk didalam daerah sekitar pentanahan kaki menara yang telah diberi pagar oleh PLN.
Pengamanan Terhadap Bahaya Putusnya Kawat Saluran Transisi dilakukan agar pemukiman yang dilintasi SUTET perlu ditanami pepohonan, tetapi perlu di pantau ketinggiannya dan batas-batas ruang bebas, yaitu puncak pohon berjarak minimum 15 M dari kabel SUTET terbawah. Bahaya putusnya kawat SUTET belum pernah dijumpai, yang dijumpai adalah pecahnya isolator, oleh sebab itu digunakan isolator ganda dan dengan tanaman pohon dibawah SUTET yang dipantau ketinggiannya maka bahaya seandainya kawat SUTET putus dapat dieleminir.
Pengamanan terhadap loncatan listrik keinstalasi diatas atap bangunan diadasarkan pada Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992, yaitu agar jarak minimum titik tertinggi bangunan (pohon) terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV harus memenuhi ketentuan sbb :  Jarak minimum titik tertinggi bangunan tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 8,5 m;  Jarak minimum titik tertinggi jembatan besi titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 8,5 m;  Jarak minimum jalan kereta api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m;  Jarak minimum lapangan terbuka terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 11 m;  Jarak minimum titik tertinggi bangunan tidak tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m;   Jarak minimum titik tertinggi bangunan tidak tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m;  Jarak minimum jalan raya terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m. Ruang bebas adalah ruang sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak bebas minimum sepanjang SUTT atau SUTET yang didalam ruang itu harus dibebaskan dari benda-benda dan kegiatan lainnya. Ruang bebas ditetapkan berdeda-beda dalam luas dan bentuk. Sementara ruang aman adalah ruang yang berada di luar ruang bebas. Lahan atau tanahnya yang masih dapat dimanfaatkan. Dalam ruang aman pengaruh kuat medan listrik dan kuat medan magnet sudah dipertimbangkan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku. Ruang bebas dan ruang aman dapat diatur besarnya sesuai kebutuhan pada saat mempersiapkan rancangbangun. Ruang aman dapat diperluas dengan cara meninggikan menara dan atau mempendek jarak antara menara.          
 
B.Hand Phone
Perkembangan kecanggihan ponsel saat ini menggelitik para ahli radiasi untuk melihat seberapa jauh kemungkinan pengaruh adanya radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh emiter ponsel terhadap tubuh manusia.  Suatu penelitian yang pada saat ini sedang dilakukan di Universitas Lund (Swedia) menunjukkan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh ponsel dapat mempengaruhi fungsi enzim dan protein. Penelitian yang dilakukan terhadap tikus percobaan menunjukkan adanya perubahan biokimia dalam darah tikus, yaitu terjadinya perubahan protein albumin yang berfungsi dalam memasok aliran darah ke otak. Professor Leif Salford seorang peneliti masalah dampak pemakaian ponsel terhadap kesehatan, mengatakan bahwa gelombang mikro yang keluar dari ponsel dapat memicu timbulnya penyakit "alzheimer" atau kepikunan lebih awal dari usia semestinya. Alzheimer adalah salah satu penyakit yang menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat-ingat atau memori, sehingga gejala penyakit alzheimer mirip dengan orang tua yang pikun. Walaupun belum terbukti secara langsung bahwa penggunaan ponsel adalah penyebab utama timbulnya penyakit alzheimer, namun menurut Prof. Leif Salford akibat yang mungkin ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak boleh diabaikan begitu saja, tapi harus secara cermat diteliti segala kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian ponsel. 
Spektrum gelombang elektromagnetik dikelompokkan berdasarkan panjang gelombangnya atau bisa juga dikelompokkan berdasarkan frequensinya. Pancaran gelombang elektromagnetik dari ponsel dengan frequensi antara 450 - 1800 MHz telah memasuki daerah gelombang mikro seperti halnya radar. Bila dilihat energinya, maka pancaran gelombang elektromagnetik dari ponsel akan menghasilkan energi yang mengikutipersamaanberikutini:
E =hu
    = h c/l
dimana:
E =energi yang dihasilkan,erg.       
h =konstanta planck ,6,62x10-27 erg detik  
c =kecepatan cahaya ,300.000 km/detik  = 3.1010 cm/detik           
 l=panjang gelombang.

Kalau panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel diambil 10-2 meter, maka energi elektromagnetik yang akan dihasilkan dapat dihitung sebagai berikut;
E =6,62.10-27x3.1010/(10-2.10-2)
   =19,86.10-17 erg
Karena;1eV=1,6.10-12 erg
Maka:E =(19,86.10-17)/(1,6.10-12)eV.
 =12,41.10-5eV
 =1,241.10-6eV
           
Pada saat telepon seluler digunakan untuk berkomunikasi, telepon seluler memancarkan GEM dengan frekwensi antara 825-845 Mhz. Pancaran GEM dan telepon seluler inilah yang merupakan radiasi telepon seluler. Selagi digunakan telepon seluler selalu didekatkan ketelinga si pengguna sehingga posisi telepon seluler sangat dekat dengan otak Si pengguna. Radiasi GEM akan berinteraksi dengan otak. Molekut-molekul air di dalam otak yang merupakan momen dipol listrik permanen akan berinteraksi dengan radiasi ini. Dipol listrik molekul akan cenderung mengarah dengan arah medan listrik luar karena medan listrik GEM berubah bolak-balik terhadap waktu, demikian pula arah dipol listrik molekul air di dalam otak juga akan berubah bolak balik terhadap waktu. Dipol listrik akan bergerak bebas jika dipol ini terisolasi, namun karena di datam medium, maka gerak dipol mengalami gesekan. Energi gesekan ini akan dirubah menjadi energi panas sehingga otak akan menghangat. Seberapa berbahayanya pengaruh radiasi ini terhadap otak, hal ini tergantung dan berapa besar intensitas radiasi telepon seluler dan frekwensi GEM yang digunakan iika jarak antara otak dan telepon seluler dengan intensitas radiasi 3 watt/cm2 adalah 6 cm, maka intensitas radiasi yang sampai di otak adalah sekitar 30 mwatt/cm2. Dengan menggunakan hubungan antara intensitas I dan medan listrik E yaitu:             
                                    I= 1/2c E
dan energi potensial E  dari dipol listrik P di dalammedan listrik E yaitu
E maka energi potensial per dipol (molekul) adalah sebesar :
p = 6,2x10cm600watt/m2 /(3.10 m/dt .8.854.10) N m C                                    
   = 2,946x1 0.27 J.
Dari perhitungan energi potensial interaksi antar molekul, diperoleh bahwa energi potensial interaksi antar molekul ini nilainya tergantung posisi relatif antar molekul dan berkisar antara -222x10 J sampai 2,22x10 J. Molekul-molekul yang terpengaruh oleh GEM adalah ang mempunyai energi potensial interaksi antara molekul dari -2,946x10 sampai 2,946x10J.  
           Molekul-molekul ini akan
bergerak bolak-balik sesuai dengan frekwensi GEM. Air merupakan konduktor yang tidak bagus untuk GEM dengan frekwensi sekitar 10 Hz atau sekitar frekwensi radiasi telepon seluler dan hanya akan menembus dalam orde 1cm. Jika diambil penampang samping otak sekitar 100 cm2 maka masa otak yang terpengaruh radiasi adalah sekitar 100 gram dan masa air yang terpengaruh sekitar 75 gram atau lebih-kurang  4 mol. Jika ada 1 mol, molekul yang seperti ini adalah 1,33x10 % nya, maka untuk frekwensi GEM 835 Mhz, energi yang terserap per detik adalah 2,946x10x6,02x1 0 x 835.10 x l,33x10 % = 0,0466 cal. Karena ada 4 mol air di dalam otak yang terpengaruti radiasi, maka energi yang terserap adalah 1,864 cal. Masa otak rata-rata orang dewasa adalah sekitar 1300 gram, sehingga tenaga yang diserap ini dapat menaikkan suhu otak sebesar :T = Q / mc = 1,864cal/l300 gram x 1cal/gramC =0,001434°C.           
          Ada kenaikkan suhu
0.0014340 C per detik atau 5,160 C per jam. Jadi bila pengguna telepon seluler menggunakannya untuk jangka waktu 1 jam tanpa henti, otaknya akan menghangat dengan kenaikkan suhu 5,16 C. Tentu hal ini tidak menyehatkan dan efek penghangatan otak inilah yang dicurigai sebagai penyebab kanker. Penggunaan telepon seluler selama satu jam terus-menerus jarang terjadi, sehingga terjadinya kasus tersebut peluangnya juga kecil.      
Hasil perhitungan tersebut di atas menunjukkan bahwa quantum energi yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik ponsel, secara kuantitas relatif masih kecil karena hanya berkisar seper sejuta elektron Volts. Namun kalau jarak sumber radiasi dengan materi, yaitu jarak antara pesawat ponsel dengan kepala (khususnya telinga) diperhitungkan, maka dampak radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel tidak boleh diabaikan begitu saja. Alasannya adalah karena intensitas radiasi elektromagnetik yang diterima oleh materi (kepala khusus bagian telinga), akan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, artinya makin dekat dengan sumber radiasi (ponsel) akan makin besar radiasi yang diterima. Persoalan akan lebih menarik lagi, kalau waktu kontak atau waktu berbicara melalui ponsel diperhitungkan, maka akumulasi dampak radiasi akibat pemakaian ponsel perlu dicermati lebih jauh lagi. Hal-hal inilah yang pada saat ini sedang diteliti oleh Prof. Leid Salford, yaitu dampak radiasi elektromagnetik ponsel terhadap tubuh manusia.
Pengamatan lebih jauh mengenai dampak radiasi elektromagnetik ponsel terhadap tubuh manusia, ternyata mempunyai kemiripan dengan dampak radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh radar. Pesawat radar sejauh ini telah diduga mempunyai dampak terhadap manusia yang berada pada sekitar instalasi radar. Dampak tersebut adalah kemampuan radar mengagitasi molekul air yang ada dalam tubuh manusia. Perlu diingat bahwa sel-sel yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar mengandung air, maka dampak agitasi terhadap molekul air perlu mendapat perhatian yang seksama. Agitasi yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik. Kalau intensitas radiasi elektromagnetiknya cukup kuat, maka molekul-molekul air terionisasi, dampak yang ditimbulkan mirip dengan akibat yang ditimbulkan oleh radiasi nuklir. Peristiwa agitasi oleh gelombang mikro yang perlu diperhatikan adalah yang berdaya antara : 4 mW/cm2 ~ 30 mW/cm2. Agitasi bisa menaikkan suhu molekul air yang ada di dalam sel-sel tubuh manusia dan ini dapat berpengaruh terhadap kerja susunan syaraf, kerja kelenjar dan hormon serta berpengaruh terhadap psikologis manusia. Menurut para ahli, untuk waktu kontak yang cukup lama, ada kemungkinan terjadi sterilisasi terhadap organ reproduksi. Hal-hal inilah yang kemungkinan diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit "alzheimer" yang pada saat ini tengah diteliti oleh Prof. Leid Salford. Alzheimer atau timbulnya kepikunan yang terlalu dini, sudah barang tentu sangat merugikan manusia karena jelas akan menurunkan produktivitas kerja seseorang.
Hal penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman. Nilai ambang batas aman sebesar 10 mW/cm2 ini berlaku di Amerika, sedangkan untuk negara-negara lain belum dicapai kata sepakat berapa sebenarnya nilai ambang batas aman tersebut. Sebagai contoh, Rusia menetapkan nilai ambang batas aman adalah 0,01 mW/cm2, jauh lebih kecil (1/1000 nya) nilai ambang batas aman yang ditetapkan oleh Amerika. Jadi mengenai penetapan nilai ambang batas aman masih perlu diteliti lebih jauh lagi, demi keselamatan pemakai gelombang mikro termasuk pula terhadap pemakaian ponsel. Kekhawatiran terhadap adanya radiasi elektromagnetik yang dikeluarkan oleh ponsel, ternyata telah dimanfaatkan secara psikologis oleh produsen peralatan proteksi radiasi yang ditimbulakan oleh ponsel. Pada saat ini memang telah diperdagangkan suatu alat yang dikatakan dapat memproteksi radiasi yang ditimbulkan oleh pontel, terutama yang katanya dapat menembus dan mempengaruhi jaringan otak manusia. Seberapa jauh efektifitas alat proteksi radiasi yang ditimbulkan oleh pemakaian ponsel, sejauh ini masih perlu diteliti kebenarannya. Namun yang jelas, dampak psikologis terhadap kemungkinan adanya pengaruh radiasi elektromagnetik yang dikeluarkan oleh ponsel, telah dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menjual peralatan proteksi tersebut. Peralatan proteksi radiasi tersebut ada yang berlabel buatan Amerika dan berbentuk cincin yang menurut "petunjukknya" harus ditempelkan pada bagian telinga agar radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak sampai ke jaringan otak. Harga yang ditawarkan untuk peralatan proteksi radiasi tersebut berkisar Rp 25.000,- per buah. Ada juga peralatan lain yang dikatakan sebagai reduktor radiasi elektromagnetik ponsel berupa loudspeaker telinga yang dilengkapi dengan extension kabel atau lebih populer dengan sebutan alat "hands free". Dengan alat hands free ini orang dapat berkomunikasi via ponsel tanpa memegang ponsel. Harga peralatan jenis terakhir ini ditawarkan dengan harga bervariasi antara Rp. 50.000 – Rp. 80.000,- tergantung dari jenis / merk ponselnya. Alat ini agaknya masih dekat denga tubuh karena pada umumnya dimasukkan ke dalam saku baju. Namun sekali lagi, seberapa jauh efektifitas peralatan proteksi radiasi elektromagnetik tersebut, kiranya masih perlu diteliti lebih lanjut. Satu hal yang pasti dan perlu diperhatikan adalah berkomunikasilah dengan ponsel seperlunya saja, agar waktu kontaknya singkat sehingga dosis yang diterima kecil dan waktu kontak yang singkat juga berpengaruh terhadap kantong Anda, karena menghemat pemakaian pulsa ponsel.
C.Dampak Kesehatan Medan Eletromagnetik
Kekhawatiran akan pengaruh buruk medan listrik dan medan magnet terhadap kesehatan dipicu oleh publikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper pada tahun 1979 di Amerika. Penelitian tersebut menggambarkan adanya hubungan kenaikan risiko kematian akibat kanker pada anak dengan jarak tempat tinggal yang dekat jaringan transmisi listrik tegangan tinggi. Banyak ahli yang meragukan hasil penelitian tersebut dengan menunjuk berbagai kelemahannya, antara lain tidak adanya data hasil pengukuran kuat medan listrik dan medan magnet yang mengenai kelompok anak-anak yang diteliti. Koreksi yang dilakukan oleh peneliti lainnya seperti yang dilakukan oleh Savitz dan kawan-kawan serta temuan studi Fulton dan kawan-kawan, ternyata hubungan tersebut tidak ada. Hasil penelitian dengan metoda yang lebih disempurnakan pernah dilakukan oleh Maria Linett dan kawan-kawan dari National Cancer Institute -Amerika tahun 1997. Penelitian yang melibatkan lebih kurang 1200 anak ini melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian leukemia pada anak yang terpajan medan listrik dan medan magnet dengan anak-anak yang tidak terpajan. Temuan ini mengukuhkan penolakan terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper tersebut.
Penelitian dengan menggunakan hewan percobaan pernah dilakukan sejak tahun 60-an dengan hasilnya bervariasi mulai dari gambaran yang tidak berpengaruh, adanya perubahan perilaku sampai pada pengaruh terjadinya cacat pada keturunan. Sesungguhnya hasil penelitian pada hewan yang menunjukkan adanya pengaruh buruk tersebut diakibatkan oleh penggunaan kuat medan listrik atau medan magnet yang sangat besar dalam percobaan tersebut. Percobaan dengan kuat medan listrik dan medan magnet sampai pada tingkat yang menghasilkan kelainan tersebut memang diperlukan untuk mengetahui proses terjadinya gangguan tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar penanggulangannya. Kuat medan listrik dan medan magnet yang digunakan pada percobaan tersebut hampir mustahil dapat dihasilkan dan terjadi di lingkungan sekitar kehidupan manusia. Pengaruh medan listrik dan medan magnet terhadap kesehatan sangat tergantung pada dosis yang diterimanya. Dosis yang kecil tentu tidak akan berpengaruh, bahkan penelitian yang dilakukan oleh Piekarsi dari negara bekas Uni Sovyet menunjukkan efek positif terhadap penyambungan tulang yang patah pada anjing percobaan.
Para ahli telah sepakat bahwa medan listrik dan medan magnet yang berasal dari jaringan listrik digolongkan sebagai frekuensi ekstrim rendah dengan konsekuensi kemampuan memindahkan energi sangat kecil, sehingga tidak mampu mempengaruhi ikatan kimia pembentuk sel-sel tubuh manusia. Disamping itu sel tubuh manusia mempunyai kuat medan listrik sekitar 10 juta Volt/m yang jauh lebih kuat dari medan listrik luar. Medan listrik dan medan magnet dengan frekuensi ekstrim rendah ini juga tidak mungkin menimbulkan efek panas seperti yang dapat terjadi pada efek medan elektromagnet gelombang mikro, frekuensi radio, dan frekuensi yang lebih tinggi seperti pada telepon seluler. Adanya sementara orang yang tinggal dekat dengan jaringan transmisi listrik melaporkan keluhan-keluhan seperti sakit kepala, pusing, berdebar dan susah tidur serta kelemahan seksual adalah bersifat subyektif, karena persepsi mereka yang kurang tepat.       
 
Mekanisme Interaksi EMF dengan Bahan
Apabila energi radiofrekuensi (RF) diserap oleh suatu medium bahan, maka akibat yang paling nyata adalah timbulnya panas, sehingga intensitas radiasi dapat ditentukan secara kalorimetri.
Mekanisme interaksi medan listrik dan magnetik dengan benda hidup sebenarnya sangat sederhana, yaitu berupa induksi medan dan juga arus listrik pada jaringan (tissue) biologi3. Besaran medan dan arus listrik tersebut ditentukan oleh hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, termasuk frekuensi dan intensitas medan, sifat kelistrikan jaringan tubuh manusia, dan kondisi pemaparan (exposure condition). Jika tubuh menyerap intensitas medan listrik dan magnetik yang relatif cukup, maka hal ini akan merangsang sistem syaraf dan otot-otot di dalam tubuh. Bahkan, pada intensitas yang agak rendahpun hal ini akan berpengaruh pada aktivitas modulasi di dalam otak maupun sistem syaraf.
Lebih jauh lagi, medan listrik di udara akan menginduksi muatan arus listrik (AC) pada permukaan tubuh yang disinari4. Hal ini akan mengakibatkan getaran yang signifikan pada rambut kepala maupun bulu leher. Ambang batas getaran pada rambut manusia menunjukkan variasi yang cukup lebar. Laporan dari ref.4 menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi pada sekitar 10% dari orang dewasa yang tersinari oleh 50 Hz medan listrik pada 12 kVm-1, serta 5% dari yang disinari tersebut sekitar 3 kVm-1. Efek tersebut sebetulnya tidak dianggap terlalu berbahaya, namun dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan stress pada orang yang disinari dalam waktu yang lama. Ambang batas yang dapat dianggap mengganggu adalah antara 15 sampai dengan 20 kVm-1[5].
Sejumlah mekanisme interaksi biofisika telah diajukan untuk dapat menjelaskan bagaimana medan listrik berfrekuensi rendah dapat mempengaruhi jaringangan hidup (living tissue) dan mengakibatkan efek biologik yang signifikan. Mekanisme-mekanisme tersebut adalah resonansi ion cyclotron (alat pemercepat partikel), resonansi parametrik, serta efek langsung partikel magnetik pada sel-sel otak. Namun, data eksperimen yang mendukung hal itu sangat sedikit, lebih banyak faktor teori. Sedikitnya, data hasil eksperimen bukan berarti kabar gembira, tetapi hal ini lebih baik dijadikan untuk meningkatkan kehati-hatian.
Dominasi mekanisme interaksi pada jaringan biologik dapat berubah dari arus listrik menjadi panas sejalan dengan meningkatnya frekuensi dari sekitar 100 kHz. Energi foton radiasi RF sangat jauh dari kemungkinan efek secara langsung untuk mengubah ikatan kimia suatu bahan. Medan listrik yang terinduksi di dalam jaringan oleh radiasi RF menghasilkan penyerapan energi akibat polarisasi susunan muatan listrik dan aliran ion-ion. Hal ini dapat dimisalkan bahwa penambahan energi rotasi secara linier akan dengan cepat terdisipasi oleh tumbukan molekul, sehingga akan menghasilkan panas. Penyerapan radiasi RF, pada tingkat permukaan, dapat dideteksi oleh kulit yang sensitif terhadap temperatur. Tetapi, hal tersebut tidak dapat membatasi paparan radiasi EMF yang merusak.
The National Radiological Protection Board (NRPB) UK, Inggris, telah menerbitkan peraturan berupa larangan dan pembatasan paparan EMF pada daerah tempat kerja maupun tempat tinggal di Inggris. Pada frekuensi rendah, pembatasan masuknya densitas arus ke dalam tubuh diberlakukan guna menghindari kelainan fungsi otak dan sistem syaraf. Di samping itu, juga untuk menghindari muatan medan listrik pada permukaan. Pada frekuensi tinggi, pembatasan didasari pada pemanasan seluruh tubuh dan sebagian volume jaringan. Namun, suatu hal yang menggembirakan bahwa untuk sementara hal yang terakhir belum dianggap terlalu membahayakan.
Secara garis besar, energi total yang diserap dan distribusinya di dalam tubuh manusia adalah tergantung beberapa hal:
  1. Frekuensi dan panjang gelombang medan elektromagnetik.
  2. Polarisasi medan EMF.
  3. Konfigurasi (seperti jarak) antara badan dan sumber radiasi EMF.
  4. Keadaan paparan radiasi, seperti adanya benda lain di sekitar sumber radiasi.
  5. Sifat-sifat elektrik (listrik) tubuh (konstan dielektrik dan konduktivitas). Hal ini sangat tergantung pada kadar air di dalam tubuh. Radiasi akan lebih banyak diserap pada media dengan konstan dielektrik yang tinggi, seperti otak, otot, dan jaringan lainnya dengan kadar air yang tinggi.
Dengan mengetahui sifat-sifat listrik dan geometri tubuh yang teriradiasi serta kondisi paparan radiasi dari luar, maka secara prinsip memungkinkan untuk menghitung medan yang di dalam tubuh dan laju energi yang diserap oleh tubuh. Secara matematis, besaran medan radiasi juga dapat dihitung, seperti menggunakan beberapa faktor yang ada untuk suatu geometri, seperti bidang, bola, dan silinder.


Efek Fisiologik
Medan dan arus listrik pada frekuensi rendah apabila berinteraksi dengan jaringan biologik dapat mengakibatkan efek fisiologik maupun psikologik. Ada beberapa bukti kecil yang menunjukkan bahwa paparan tingkat rendah mengakibatkan ketidakkonsistenan pada fisiologi. Beberapa parameter selalu mengalami perubahan, meskipun kadang-kadang ada yang stabil. Namun, masih dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat efek fungsi organ yang berarti.
Efek yang lebih sering diamati adalah paparan RF dan EMF pada otak serta sistem syaraf. Kemungkinan perubahan ditemukan pada respons (tanggapan) untuk beberapa voluntir setelah paparan EMF di bawah kabel listrik bertegangan tinggi. Hal ini juga didukung oleh data informasi efek EMF pada otak yang mengalami medan dari arus listrik. Perubahan-perubahan kecil dapat juga ditelaah pada perilaku mencit yang mengalami medan magnet 0,75 mT (tingkat yang mungkin dijumpai pada daerah kerja). Beberapa peneliti bidang ini juga telah mengamati baik secara in vivo maupun in vitro, termasuk aktivitas neuronal, metabolisme neurotransmitter, serta interferensi dengan mekanisme normal ion kalsium homeostasis. Namun, lagi-lagi untungnya, respons dari hasil studi tersebut tidak signifikan.
Sebagai tambahan juga dilaporkan oleh beberapa voluntir, namun tidak atau belum dapat ditetapkan. Karena mungkin hal ini lebih bersifat subjektif. Sebagai contoh, paparan yang cukup lama oleh medan listrik sebesar 9 kVm-1 dan juga medan magnetik sebesar 20 µT dapat sedikit mengurangi detak jantung sebesar beberapa detak per menit. Paparan yang sama juga dapat menyebabkan perubahan yang spesifik electroencephalogram konsisten dengan kekurang-cocokan dalam proses kognitif yang digunakan dalam mengambil suatu keputusan. Sejarah paparan radiasi tersebut juga tentunya mempengaruhi efek yang terjadi. Efek yang lain juga mungkin terjadi, seperti dalam situasi paparan khusus sampai dengan dosis EMF yang cukup rendah dapat mempengaruhi irama jantung. Tetapi, hasil penelitian tersebut masih perlu dikonfirmasi ulang, mengingat kecil kemungkinannya dalam kondisi biasa sehari-hari. Berkaitan dengan hal tersebut, dampak yang telah dilaporkan hanya dari voluntir bertempat tinggal di sebuah apartemen bawah tanah terisolasi yang diekspos dengan medan listrik dengan frekuensi 10 Hz pada 2,5 V m-1. Jadi, mungkin efek yang timbul belum tentu akibat EMF, tetapi mungkin saja akibat tempat tinggal yang di bawah tanah tersebut.
Hanya sedikit informasi dampak yang signifikan sehubungan dengan efek fisiologi dari paparan medan listrik yang kuat. Sebagai contoh, pernah dilaporkan adanya efek berupa kepala pening dan gangguan penglihatan pada voluntir yang tersinari medan magnetik 60 mT. Namun, sebagian besar informasi berupa efek fisiologik terhadap radiasi RF, dengan efek yang konsisten berupa timbul panas yang menghasilkan kenaikan temperatur tubuh sekitar 1oC atau lebih. Respons tersebut menunjukkan bahwa beban panas total selama paparan RF adalah jumlah laju energi spesifik yang terserap (specific absorbtion rate, SAR) dan laju produksi panas, yaitu antara 1 W kg-1 dan 10 W kg-1. Dalam hal ini, jika organ jaringan seperti mata dan testis diketahui sangat sensitif terhadap panas, juga dianggap sangat sensitif terhadap RF. Selanjutnya, perlu diingat bahwa deposisi tenaga di dalam tubuh oleh radiasi RF adalah tidak seragam. Perbedaan sifat listrik dari tissue serta refleksi dan refraksi radiasi pada tissue, akan menghasilkan bentuk energi deposisi yang tidak teratur (tak seragam).

Reproduksi dan Pengembangan
Perhatian secara khusus telah diberikan terhadap kemungkinan dampak pada embrio dan fetus berkaitan dengan paparan kerja medan EMF berintensitas rendah, khususnya pada para operator visual display units (VDUs) dan staf yang mengoperasikan clinical magnetic resonance diagnostic systems. Namun, sampai saat ini hanya terdapat bukti epidemiologi yang kurang memadai mengenai efek terhadap kondisi kehamilan sehubungan penggunaan VDU.
Efek Medan Amplitudo Modulasi
Para peneliti juga telah melaporkan sejumlah efek sehubungan dengan medan amplitude-modulated RF. Namun, sejauh ini belum ada efek termalnya. Signifikansi efek fungsional tersebut juga tidak tampak. Sebagai contoh, telah ada laporan-laporan hasil pengamatan pada perubahan mobilitas ion kalsium pada jaringan otak dan perubahan dalam aktivitas listrik dalam otak akibat microwaves berfrekuensi rendah (sekitar 16 Hz). Namun, sampai saat ini masih sulit menggabungkan hasilnya. Hal ini disebabkan efek yang dihasilkan relatif sangat kecil, dari besaran maupun durasi (waktu). Di samping itu, juga sangat tergantung kepada beberapa faktor seperti parameter paparan serta sistem biologi yang digunakan.
Efek Pulsa Medan
Penggunaan telepon mobil dan seluler sudah sedemikian luasnya sehingga perhatian banyak diberikan kepada efek pulsa modulasi radiasi RF. Pertama, pada microwave, manusia dapat merasakan efek yang mengganggu akibat paparan pulsed-modulated RF radiation antara 200 MHz dan 6,5 GHz, tergantung karakteristik modulasi medan. Secara umum, efeknya berupa ekspansi termik pada jaringan otak, mengikuti sedikit kenaikan temperatur, setelah penyerapan energi, menghasilkan gelombang suara di kepala yang merangsang cochlea. Penyinaran yang dilakukan secara berulang-ulang akan menimbulkan stres dan ketidaknyamanan.
Selanjutnya, waktu paparan yang lama oleh pulsa microwaves dapat menimbulkan efek stres pada kimia syaraf otak. Bahkan, pada percobaan dengan tikus, dapat mengurangi aktivitasnya. Paparan oleh high-peak power microwave pulse menyebabkan respons kebiasaan yang spesifik, termasuk gerakan tubuh. Kemungkinan lain efeknya juga pada pendengaran.
Dugaan adanya pengaruh terhadap penglihatan juga muncul. Beberapa perubahan juga ditemukan pada jaringan mata, termasuk lensa dan retina mata.
Studi yang Berkaitan Dengan Kanker
Beberapa tahun terakhir, tampak kekhawatiran mengenai adanya kemungkinan kanker akibat medan berfrekuensi rendah maupun tinggi. Kekhawatiran masyarakat tentunya akan terus bertambah dengan merebaknya penggunaan telepon mobil dan seluler.
Namun, secara umum, sampai saat ini belum ada bukti dalam skala laboratorium yang meyakinkan bahwa medan berintensitas rendah menyebabkan kerusakan genetika. Berbeda dengan radiasi pengion, EMF tidak memberikan energi yang cukup untuk memutus ikatan kovalen, sehingga tidak dapat merusak DNA secara langsung. Sejauh ini, bukti eksperimen dari beberapa lembaga yang besar mengkonfirmasikan bahwa paparan radiasi RF tidak meningkatkan frekuensi mutasi atau aberasi kromosom bila temperatur (tubuh) dapat dijaga di dalam batas fisiologi. Oleh karena itu, sejauh ini dapat diasumsikan bahwa EMF berintesitas rendah belum terdapat bukti untuk menyebabkan efek yang menimbulkan kanker.
Beberapa penulis terdahulu menyatakan bahwa medan magnetik yang memungkinkan timbulnya kanker telah dilakukan uji-coba menggunakan model hewan konvensional karsinogenetik. Dalam hal ini, hewan tersebut disinari setelah sebelumnya diberikan bahan kimia karsinogen yang dapat menyebabkan tumor. Medan magnetik ternyata tidak menimbulkan efek pada pengembangan tumor kulit. Namun, beberapa ahli menyatakan adanya kemungkinan kanker payudara meskipun beberapa penelitian lainnya masih bersimpangan hasil. Beberapa penelitian saat ini juga sedang dilakukan guna menemukan beberapa ketidakpastian tersebut. Di samping itu, ada beberapa bukti eksperimen yang menyebutkan bahwa EMF dapat dikatagorikan sebagai ko-promotor yang mempercepat efek bahan kimia tersebut menuju tumor. Namun, sampai saat ini belum terdapat studi ulang yang dapat mengkonfirmasikan hasil tersebut.
Beberapa studi lain menemukan bahwa medan berintensitas rendah sebenarnya dapat mempengaruhi pertumbuhan tumor dengan inhibisi melatonin sintetis. Melatonin adalah inhibitor alami dari suatu tumor dan dapat memainkan peranan yang membantu mencegah pengembangan suatu tumor. Namun, tidak seperti pada hewan percobaan, paparan oleh medan magnetik tidak menimbulkan efek rhythm melatonin pada manusia, sehingga tidak mempengaruhi kesehatan (pada model ini). Beberapa ahli mengatakan lagi bahwa radiasi RF dapat menimbulkan efek pengembangan tumor. Suatu mekanisme lain menerangkan bahwa RF dapat merusak sistem kekebalan yang berperan mencegah tumor. Namun, sampai saat ini belum ada bukti eksperimen yang begitu pasti.
Hasil studi baru-baru ini yang menggunakan transgenik (genetika buatan) dari tikus menunjukkan bahwa pengembangan limfoma telah menarik publikasi tersebut. Studi ini mengemukakan bahwa sejumlah tumor pada hewan yang disinari dengan radiasi RF dari telepon mobil menunjukkan jumlah yang lebih besar dua kali dari hewan yang tidak disinari. Tetapi, implikasi dari hasil ini terhadap manusia masih belum jelas, karena sangatlah sulit untuk mengekstrapolasi hasil dari hewan ke manusia. Penekanan yang dapat langsung diambil dari hal ini adalah adanya efek pemanasan lokal bila eksperimen menggunakan radiasi RF.
Banyak publikasi yang menyatakan bahwa paparan dengan radiasi microwave dapat mengganggu kesatuan molekul DNA di dalam sel-sel otak yang selanjutnya dapat menimbulkan beberapa patahan lanjutan. Hal ini tentunya dapat menimbulkan tafsiran peningkatan risiko kanker. Namun, sekali lagi, masih terdapat data yang kurang konsisten. Beberapa studi ulangan telah dilakukan oleh peneliti dalam bidang ini, namum hasilnya masih belum meyakinkan. Perlu disadari bahwa adanya kemungkinan efek-efek yang diamati dapat merefleksikan perubahan di dalam kinetik pasangan DNA dan beberapa aspek metabolisme. Hal ini tentunya perlu perhatian sehubungan dengan paparan tersebut.
Secara model, efek biologi EMF dan RF dapat dilihat pada gambar 3. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa melatonin dianggap sebagai pemicu pengembangan kanker dengan beberapa jalur mekanisme. Selanjutnya, dapat diasumsikan bahwa jika EMF mengenai melatonin maka hal tersebut akan meningkatkan risiko kanker. Dengan kata lain, bila tingkat melatonin berubah secara signifikan (naik maupun turun), maka risiko kanker akan meningkat. Hal ini terjadi pada hewan percobaan (mencit). Namun, EMF belum memberikan efek yang berarti bagi manusia.

Daftar Pustaka
Fathony,M.Radiasi.Elektromagnetik dari Alat Elektronik dan Efeknya bagi Kesehatan.http://www.elektroindonesia
Tribuana Nana.Laporan Evaluasi Teknis dan Sosialisasi pada Masyarakat tentang Dampak Medan Listrik dan Medan Magnet di Bawah SUTT/SUTET, Proyek Penelitian Teknologi Energi dan Ketenagalistrikan, Ditjen Listrik dan Pengembngan Energi.          http://www.instrumen.org
Setiyoko.Alb. Pengaruh Radiasi Telepon Seluler pada Otak Manusia.Sigma Vol.4 No.2 juli 2001

Wardhana.W.A, Dampak Radiasi Elektromagnetik Ponsel.http://www.elektroindonesia.

1 komentar:

  1. Play Free Casino Slot Games | CasinoLoland Japan happyluke happyluke 제왕카지노 제왕카지노 카지노사이트 카지노사이트 505Jockeys at home - Casinooland

    BalasHapus